Advertise Here

Hamparan Kasturi

- Another Blogger Blog's

Comments: (0)


Allah و تعالى سبحانه:

"Ketika Aku menciptakan seorang wanita, ia diharuskan untuk menjadi seorang yang istimewa. Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia namun,harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan." ..♥♥

"Aku memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya." ..♥♥

"Aku memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh." ..♥♥

"Aku memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan,bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya." ..♥♥

"Aku memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya." ..♥♥

"Aku memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik takkan pernah menyakiti isterinya, tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada disisi suaminya tanpa ragu." ..♥♥

"Dan akhirnya, Aku memberinya air mata untuk dititiskan. Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan bilapun ia perlukan." ..♥♥

"Kecantikan seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya, susuk yang ia tampilkan, atau bagaimana ia menyisir rambutnya. Kecantikan seorang wanita harus dilihat dari matanya, kerana itulah pintu hatinya, tempat dimana cinta itu ada..." ..♥♥

Sumber: Mohd Naim
Comments: (0)

Mesti korang terkezut melihat tajuk diatas. Tapi nanti dulu jangan melompat mari kita baca kisah ini dibawah ini. Mula2 aku pun tekezut tapi bila aku baca sampai habis baru aku paham dan badan aku pun rasa satu macam. Mungkin kisah ini boleh dijadikan renungan, pedoman atau apa2 pun. Selamat Beramal Renung2 kanlah….

Suatu hari ada seorang lelaki yang menemui Ibrahim bin Adham.
Dia berkata, ''Wahai Aba Ishak! Selama ini aku gemar bermaksiat.

Tolong berikan aku nasihat.

Setelah mendengar perkataan tersebut Ibrahim berkata, ''Jika kamu mau menerima lima syarat dan mampu melaksanakannya, maka boleh saja kamu melakukan maksiat.''
Lelaki itu dengan penasaran bertanya. ''Apa saja syarat-syarat itu, wahai Aba Ishak?''

Ibrahim bin Adham berkata, ''Syarat pertama, jika kamu bermaksiat kepada Allah, jangan memakan rezekinya.''

Mendengar itu dia mengernyitkan kening seraya berkata, ''Lalu aku mau makan dari mana? Bukankah semua yang ada di bumi ini rezeki Allah?

''Ya,'' tegas Ibrahim bin Adham. ''Kalau kamu sudah memahaminya, masih pantaskah memakan rezekinya, sementara kamu selalu berkeinginan melanggar larangan-Nya?''

''Yang kedua,'' kata Ibrahim, ''kalau mau bermaksiat, jangan tinggal dibumi-Nya! Syarat ini membuat lelaki itu kaget setengah mati. Ibrahim kembali berkata kepadanya, ''Wahai Abdullah, pikirkanlah, apakah kamu layak memakan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, sementara kamu melanggar segala larangan-Nya?''

''Ya, Anda benar,'' kata lelaki itu. Dia kemudian menanyakan syarat yang ketiga.

Ibrahim menjawab,''Kalau kamu masih mau bermaksiat, carilah tempat tersembunyi yang tidak dapat terlihat oleh-Nya!'' Lelaki itu kembali terperanjat dan berkata, ''Wahai Ibrahim, ini nasihat macam apa? Mana mungkin Allah tidak melihat kita?''

''Nah, kalau memang yakin demikian, apakah kamu masih berkeinginan berlaku maksiat?'' kata Ibrahim. Lelaki itu mengangguk dan meminta syarat yang keempat.

Ibrahim melanjutkan, ''Kalau Malaikat Maut datang hendak mencabut rohmu,katakanlah kepadanya, 'Mundurkan kematianku dulu. Aku masih mau bertobat dan melakukan amal saleh'.'' Kembali lelaki itu menggelengkan kepala dan segera tersadar, ''Wahai Ibrahim, mana mungkin malaikat maut akan memenuhi permohonanku?''

''Wahai Abdullah, kalau kamu sudah meyakini bahwa kamu tidak bisa menunda dan mengundurkan datangnya kematianmu, lalu bagaimana engkau bisa lari dari murka Allah?''

''Baiklah, apa syarat yang kelima?'' Ibrahim pun menjawab, ''Wahai Abdullah kalau Malaikat Zabaniyah datang hendak menggiringmu ke api neraka di hari kiamat nanti, jangan engkau mau ikut bersamanya.''
Perkataan tersebut membuat lelaki itu tersadar. Dia berkata, ''Wahai Aba Ishak, sudah pasti Malaikat itu tidak membiarkan aku menolak kehendaknya.''

Dia tidak tahan lagi mendengar perkataan Ibrahim. Air matanya bercucuran.

''Mulai saat ini akut bertobat kepada Allah,'' katanya sambil terisak.

Oleh: Gaman Mustaqim

BismiLLâhir Raĥmanir Raĥim

Dengan Nama Allah yang maha pengasih Lagi Penyayang



Assalamualaikum

Selamat Sejahtera Ke Atas Kamu